Kurang
Benar Pilih Softlens Yang Paling Besar
May 18th, 2010 paknenisna
Leave
a comment Go
to comments
Belakangan ini, ketika klinong-klinong
(jalan-jalan) di jagat internet untuk mengintip-intip pasaran softlens di kancah penjualan [secara]online, sering kali saya menemukan
iklan/penawaran yang berkesan mengunggulkan produk softlens tertentu yang
memiliki diameter terbesar dari yang sudah ada. Menurut saya, iklan seperti itu
akan menyesatkan para pemakai softlens yang kurang memahami tujuan adanya
spesifikasi softlens yang berbeda-beda.
Sebagaimana postur tubuh orang yang berbeda-beda, ukuran organ-organ tubuh antara satu orang dengan yang lainnya tentu juga banyak yang tidak sama. Jangankan dengan orang lain, pada orang yang sama pun kadang ketidaksamaan tersebut juga bisa terjadi. Demikian juga halnya dengan mata. Ukuran diameter kornea, tempat di mana softlens ditempelkan, tiap-tiap orang bisa tidak sama. Karena anatomi kornea ini bentuknya sedikit menggunung/menonjol dari bola mata, maka tentunya akan memiliki kurvatur/kelengkungan yang lebih kecil dari pada kelengkungan bola mata. Berhubung BC (base curve, kelengkungan dasar) softlens pada umumnya didesain dengan merujuk pada kurvatur kornea, maka jika ukuran diameter softlens terlalu melebihi diameter kornea, bagian keliling lingkaran softlens akan lebih banyak menempel di sklera (bagian mata yang nampak berwarna putih), jauh di pinggir kornea, sehingga kedudukannya akan lebih ketat/erat dari yang seharusnya.
Softlens yang kedudukannya terlalu ketat/erat, selain menimbulkan ketidaknyamanan juga dapat mengganggu sirkulasi air mata di antara softlens dan kornea. Kotoran/debris yang terjebak di antara kornea dan softlens akan tidak dapat terbilas. Bahkan bisa membuat kornea kekurangan oksigen.
Karena alasan itulah pemilihan ukuran diameter softlens yang akan dipakai seharusnya juga memperhitungkan ukuran diameter kornea. Pengukuran diameter kornea sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan mengukur diameter penampakan arah horisontal dari lingkaran iris (horisontal visible iris diameter). Cukup dengan mistar berskala milimeter.
Diameter softlens yang direkomendasikan adalah dari hasil pengukuran tersebut ditambah 2mm. Jadi, memilih softlens semata-mata dengan alasan diamaternya paling besar adalah hal yang tidak benar.
Sebagaimana postur tubuh orang yang berbeda-beda, ukuran organ-organ tubuh antara satu orang dengan yang lainnya tentu juga banyak yang tidak sama. Jangankan dengan orang lain, pada orang yang sama pun kadang ketidaksamaan tersebut juga bisa terjadi. Demikian juga halnya dengan mata. Ukuran diameter kornea, tempat di mana softlens ditempelkan, tiap-tiap orang bisa tidak sama. Karena anatomi kornea ini bentuknya sedikit menggunung/menonjol dari bola mata, maka tentunya akan memiliki kurvatur/kelengkungan yang lebih kecil dari pada kelengkungan bola mata. Berhubung BC (base curve, kelengkungan dasar) softlens pada umumnya didesain dengan merujuk pada kurvatur kornea, maka jika ukuran diameter softlens terlalu melebihi diameter kornea, bagian keliling lingkaran softlens akan lebih banyak menempel di sklera (bagian mata yang nampak berwarna putih), jauh di pinggir kornea, sehingga kedudukannya akan lebih ketat/erat dari yang seharusnya.
Softlens yang kedudukannya terlalu ketat/erat, selain menimbulkan ketidaknyamanan juga dapat mengganggu sirkulasi air mata di antara softlens dan kornea. Kotoran/debris yang terjebak di antara kornea dan softlens akan tidak dapat terbilas. Bahkan bisa membuat kornea kekurangan oksigen.
Karena alasan itulah pemilihan ukuran diameter softlens yang akan dipakai seharusnya juga memperhitungkan ukuran diameter kornea. Pengukuran diameter kornea sebenarnya cukup mudah, yaitu dengan mengukur diameter penampakan arah horisontal dari lingkaran iris (horisontal visible iris diameter). Cukup dengan mistar berskala milimeter.
Diameter softlens yang direkomendasikan adalah dari hasil pengukuran tersebut ditambah 2mm. Jadi, memilih softlens semata-mata dengan alasan diamaternya paling besar adalah hal yang tidak benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar untuk kemajuan blog ini seterusnya.