Minggu, 21 April 2013

Penyebab Mata Butuh Kacamata (2)

Penyebab Mata Butuh Kacamata (2)

Hipermetropia
Atau ada pula yang menyebutnya hiperopia, adalah kondisi di mana sinar - sinar sejajar yang masuk ke bolamata, dengan tanpa pengaruh akomodasi, titik fokusnya jatuh di belakang retina.
hipermetroia
Hipermetropia, sering dikaitkan dengan presbyopia yang umumnya dialami oleh seseorang yang telah berusia sekitar 40 tahun, karena di antara keduanya mempunyai kemiripan gejala/ keluhan, dan kebanyakan pemakai lensa koreksi hipermetropia juga sekaligus telah mengalami presbyopia. Namun, sebenarnya hipermetropia juga dapat terjadi pada usia muda, bahkan anak - anak kebanyakan lahir dalam keadaan hipermetropia (umumnya sembuh pada usia sekitar 12 tahun). Hanya saja, pada usia muda kemampuan akomodasi mata masih sangat baik untuk secara otomatis mengkoreksi keadaan hipermetropia tersebut. Pada orang dewasa, kemampuan akomodasi mata akan banyak menurun dan sangat terasa pada usia sekitar 40 tahun, di mana pada saat itu ia akan kesulitan melihat benda kecil dalam jarak dekat (± 30cm). Berdasarkan proses akomodasi yang mempengaruhinya, maka hipermetropia dibagi menjadi beberapa bagian:
  1. Hipermetropia laten, adalah bagian dari hipermetropia yang hanya dikoreksi secara internal oleh akomodasi. Bagian hipermetropia ini hanya dapat diukur setelah penderitanya diberi siklopegia untuk melumpuhkan akomodasinya. Semakin tua, seiring dengan melemahnya kemampuan akomodasi, hipermetropia laten ini akan menjadi hipermetropia fakultatif, lalu menjadi hipermetropia absolute.
  2. Hipermetropia fakultatif manifes, adalah bagian hipermetropia yang masih dapat dikoreksi dengan akomodasi penderitanya sendiri, dengan lensa bantu, atau dengan keduanya. Penderita hipermetropia fakultatif akan masih memiliki ketajaman penglihatan yang normal tanpa lensa koreksi, namun akomodasinya tidak akan sempurna. Jika diberi lensa koreksi untuk hipermetropianya tersebut, akan terasa lebih nyaman dalam melihat karena akomodasinya menjadi diistirahatkan.
  3. Hipermetropia absolut manifes, adalah bagian hipermetropia yang sudah tidak dapat dikoreksi dengan akomodasi penderitanya. Karena itu, diperlukan tindakan pengkoreksian secara eksternal, baik dengan lensa (kacamata atau lensa kontak) atau dengan tindakan operatif.
Penyebab hipermetropia adalah karena bentuk bola mata terlalu pendek dibanding keadaan normal, atau dapat juga sistem optis bola mata yang kekurangan daya bias. Berdasarkan kedua hal tersebut, struktur hipermetropia diklasifikasikan sebagaimana berikut:
  1. Hipermetropia aksial, yaitu hipermetropia yang disebabkan oleh sumbu axial bolamata yang terlalu pendek dari pada keadaan normal.
  2. Hipermetropia refraktif, yaitu hipermetropia yang terjadi karena indeks bias media refrakta yang terlalu rendah, sehingga menyebabkan sistem optis bolamata kekurangan daya bias.
  3. Hipermetropia kurvatur, yaitu hipermetropia yang diakibatkan oleh kelengkungan kornea atau lensa kristalin yang terlalu flat/rata, sehingga menyebabkan kekurangan daya bias pada sistem optis bolamata secara keseluruhan.
Penderita hipermetropia biasanya akan mempunyai keluhan - keluhan seperti :
  • Sakit kepala, terutama di sisi muka. Makin terasa jika melihat ke arah dekat dalam jangka waktu yang agak lama.
  • Penglihatan tidak nyaman, terutama ketika pandangan terfokus ke jarak tertentu dalam waktu lama, misalnya menonton televisi.
  • Kabur ketika melihat dekat, meskipun usianya masih cukup muda.
  • Penglihatan jauh menjadi kabur sehabis membaca / melihat dekat dalam waktu lama.
  • Kabur ketika melihat jauh dan dekat, terutama jika derajat hipermetropianya sudah agak tinggi (3,00 s/d 6,00 D).
  • Cepat lelah mata ketika membaca dalam jarak dekat.
Mengatasi keadaan hipermetropia.
Hipermetropia bisa diatasi dengan pemberian lensa koreksi (kacamata atau lensa kontak) berkekuatan positif di depan sistem optis bola mata, atau bisa juga dengan tindakan operatif (Keratektomi & LASIK).
Pada hipermetropia fakultatif, pemberian lensa koreksi akan memberikan kenyamanan penglihatan, meskipun tanpa lensa koreksi ia masih memiliki ketajaman penglihatan yang normal.
Pada hipermetropia absolut, pemberian lensa koreksi (atau dengan tindakan operatif) adalah hal yang sudah sangat diperlukan.


http://www.optiknisna.info/hypermetropia.htmlhipermetropia dengan lensa koreksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar untuk kemajuan blog ini seterusnya.