Minggu, 21 April 2013

Softlens, Salah Satu Jenis Lensa Kontak

Softlens, Salah Satu Jenis Lensa Kontak

Lensa kontak lunak, yang kebanyakan masyarakat kita lebih sering menyebutnya softlens, sebenarnya adalah hanya merupakan 1 dari 2 jenis mendasar lensa kontak. Penyebutan softlens (pemendekan dari soft contact lens) sendiri muncul setelah mulai adanya lensa kontak yang dibuat dari bahan polymer khusus yang bertekstur lembut/lunak.
Pada awalnya, lensa kontak memang dibuat dari bahan yang rigid/kaku, yang setelah muncul adanya softlens, maka lensa kontak tersebut sering disebut dengan hard contact lens. Kaca lah material yang dipakai sebagai bahan lensa kontak pada saat awal diperkenalkan, sekitar tahun 1887. Baru pada sekitar tahun 1936, plastik mulai diperkenalkan sebagai bahan pembuatan lensa kontak. Namun hanya bagian pinggir lensa kontak yang menggunakan plastik, sedangkan pada bagian zona optiknya (tengah) masih menggunakan kaca. Pengaplikasian bahan plastik untuk seluruh bagian lensa kontak baru dimulai pada tahun 1946. Plastik jenis PMMA adalah yang paling sering dipakai.
Eksperimen pembuatan soft contact lens baru dilakukan pada akhir - akhir tahun 1950 dengan menggunakan hydroxyethyl methacrylate (HEMA), yaitu sejenis bahan polymer yang dapat mengandung air, yang dibuat oleh Dr. Drahoslav Lim. Bahan ini terus dikembangkan dan masih digunakan sebagai bahan softlens hingga masa sekarang ini.
Softlens, tidak lah berposisi sebagai pengganti hard contact lens, tapi hanya merupakan pelengkap keberadaan lensa kontak. Terbukti hingga saat ini, lensa kontak berbahan rigid/kaku masih tetap dibuat, bahkan terus dikembangkan, sebab ada beberapa keunggulan fungsi yang tidak dapat tergantikan oleh lensa kontak lunak/softlens. Salah satunya adalah kemampuan dalam membentuk ulang (reforming) kontur permukaan kornea, sehingga dipakai dalam proses orthokeratology untuk mengatasi myopia ringan. Lensa kontak kaku juga dapat mengeliminasi efek dari tidak ratanya kontur kelengkungan kornea, misalnya pada kasus astigmatisme irregular yang disebabkan oleh kontur lengkung kornea yang tidak beraturan. Kedua hal tersebut sampai saat ini tidak dapat dilakukan dengan menggunakan softlens.

http://www.optiknisna.info/softlens-salah-satu-jenis-lensa-kontak.html

Softlens Dan Kacamata Lebih Bagus Mana?

Softlens Dan Kacamata Lebih Bagus Mana?

Pertanyaan yang membandingkan ini ternyata masih sering saya terima dari para pengunjung optik saya, terutama pemakai kacamata yang ingin mencoba/beralih ke softlens. Seperti biasa, saya tidak mengemukakan jawaban yang meng-gebyah uyah (menggeneralisir) bahwa softlens lebih bagus dari pada kacamata, atau sebaliknya. Semuanya saya rujukkan pada situasi dan kondisi penanya. Jadi, jawaban yang diterima oleh penanya A belum tentu berlaku untuk penanya B.

Seperti sudah saya tulis di artikel yang ini, kinerja optis lensa kontak (termasuk juga softlens) memang memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan kacamata. Namun ini bukan berarti bahwa softlens merupakan solusi terbaik untuk mengatasi kaburnya penglihatan akibat kelainan refraksi (myopia, hypermetropia, astigmatisme, presbyopia). Penentuan mana yang terbaik, harus mempertimbangkan kondisi yang ada pada penderita kelainan refraksi tersebut.

Softlens akan lebih bagus dari kacamata jika:
  1. Calon pemakai tidak memiliki riwayat alergi, karena dikhawatirkan akan tidak tahan dengan produk-produk kimia yang digunakan dalam perawatan softlens. Jika calon pemakai memiliki riwayat alergi, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter spesialis mata, apakah boleh memakai softlens atau tidak.
  2. Belum pernah menjalani operasi mata, terutama yang mengakibatkan perubahan bentuk/kontur kornea. Pemakaian softlens untuk mereka yang pernah menjalani operasi mata sebaiknya sudah mendapat persetujuan dokter yang berkompeten.
  3. Tidak memiliki kelainan bentuk kornea yang terlalu rata/flat (cornea plana) maupun yang terlalu mengerucut (keratoconus). Kedua kelainan bentuk kornea tersebut akan dapat menyebabkan softlens/lensa kontak tidak dapat fit/terpasang secara ideal).
  4. Tidak memiliki kelainan palpebra (kelopak mata) yang mempersulit pemasangan dan pelepasan softlens, atau yang menyebabkan kedudukan softlens tidak ideal.
  5. Tidak bekerja di lingkungan yang berdebu, bersuhu tinggi, atau pun beruap bahan kimia (misalnya di pom bensin, area pengecatan mobil, dll).
  6. Terdapat kasus anisometropia tinggi, yaitu mata kanan dan kiri memerlukan ukuran lensa yang berbeda jauh. Pemakaian softlens dalam kasus ini tentu saja juga harus memenuhi 5 persyaratan di atas.
Jika kelima persyaratan yang disebutkan di atas tidak dapat dipenuhi, maka kacamata akan menjadi solusi yang lebih bagus dari pada softlens. Jika terdapat kasus anisometropia tinggi namun tidak dapat memenuhi kelima persyaratan diatas, maka solusi terbaiknya adalah dengan menjalani operasi LASIK, meskipun untuk itu juga harus memenuhi beberapa persyaratan lagi.

Khusus bagi para pengusaha atau pemilik optik, tentunya akan lebih bagus kacamata dari pada softlens.


http://www.optiknisna.info/softlens-dan-kacamata-lebih-bagus-mana.html
:-D

Soflen Berkadar Air Tinggi Lebih Bagus Mutunya, Anggapan Keliru

Soflen Berkadar Air Tinggi Lebih Bagus Mutunya, Anggapan Keliru

Konvensi:
Soflen, meskipun istilah itu (sejauh yang saya tahu) belum dibakukan secara resmi sebagai pengindonesiaan dari kata softlens, dalam artikel ini (dan mungkin artikel2 selanjutnya) akan saya gunakan sebagai istilah yang bermaksud sama dengan softlens.


Meski belum pernah ada yang menyatakannya secara langsung, sebagian besar pengunjung optik saya yang hendak membeli soflen terkesan punya anggapan seperti itu. Kebanyakan dari mereka selalu membandingkan dan menghindari soflen yang berkadar air kurang dari 50%.

Softlens dibuat dari bahan polymer yang hydrofilic atau dapat mengandung air, bukan bahan aslinya yang mengandung air. Itu berarti bahwa soflen tersebut memiliki pori-pori yang akan menyerap cairan dari tempat di mana dia diletakkan. Yak.. bisa dibilang sifatnya seperti spon/busa. Dengan demikian, soflen yang diinformasikan memiliki kadar air lebih tinggi, tentunya memiliki pori-pori yang akan menyerap cairan lebih banyak dari pada soflen berkadar air lebih rendah. Jadi, jika soflen tersebut diletakkan di mata pemakai, soflen berkadar air lebih tinggi akan menyerap air mata lebih banyak dari pada soflen berkadar air rendah.

Efek dalam pemakaian.
Patut diketahui bahwa lensa kontak (temasuk soflen) yang dipakai sebenarnya tidak benar-benar menempel pada kornea, tapi mengambang pada air mata yang melapisi kornea. Lapisan air mata ini terbentuk/terbarui setiap kali mata berkedip. Soflen disebut terpasang secara ideal jika masih dapat bergeser sejauh ±1 mm setiap kali mata berkedip. Ini untuk memberi kesempatan perbaruan lapisan air mata.
Untuk mempermudah pemahaman penjelasan berikutnya, terlebih dahulu saya ajak anda sedikit bermain-main. Sediakan sebidang kaca apa saja. Boleh gunakan cermin anda. Sediakan juga 1 potongan kecil (1 cm2 cukup) kertas buram dan 1 potongan kecil kertas glossy (atau jenis kertas lain yang lebih tinggi densitasnya). Untuk mendapatkan efek yang lebih tinggi perbedaanya, potongan kertas glossy bisa diganti dengan potongan plastik. Basahi kaca dengan air, taruh ke dua potongan kertas tadi ke atas kaca yang basah tersebut. Sekarang, coba geserkan masing-masing potongan kertas tersebut bergantian. Mana yang lebih mudah digeser?
Ternyata, potongan kertas glossy (atau plastik) yang kemampuannya menyerap cairan lebih sedikit dari pada kertas buram, lebih mudah bergeser dari pada potongan kertas buram. Yang demikian itu berlaku juga pada soflen. Jika dipakai pada mata yang sama, soflen yang berkadar air lebih rendah akan lebih mudah bergerak/bergeser dari pada yang berkadar air lebih tinggi. Artinya, soflen berkadar air lebih rendah kondisinya akan lebih longgar dari pada yang berkadar air lebih tinggi.
Kemampuan mata seseorang dalam menghasilkan air mata, bisa berbeda antara satu dengan yang lain. Ada yang cenderung berlebih, ada yang normal, ada pula yang cenderung kurang. Jika soflen berkadar air rendah dipakai pada mata yang cenderung berlebih air matanya, akan dapat terjadi kondisi soflen yang terlalu longgar sehingga gerakannya berlebihan dan mudah terlepas. Jika soflen yang berkadar air tinggi dipakai pada mata yang cenderung kurang air matanya, akan dapat terjadi kondisi soflen yang terlalu ketat. Ini dapat menyebabkan kornea kekurangan oksigen (hypoxia) dan menyebabkan munculnya pembuluh darah pada kornea (hal yang tidak boleh terjadi).

Pemilihan yang benar.
Cara memilih yang paling efektif adalah dengan mencoba kedua jenis soflen tersebut secara langsung. Ahli Refraksi Optisi yang berkemampuan baik akan dapat menilai pola gerakan soflen yang terpasang.
Opini:
Maraknya penjualan soflen berharga (sangat) murah, cenderung membuat layanan tersebut sangat jarang didapat oleh calon pembeli. Maklum lah, untuk dapat menjual dengan harga sangat murah, tentunya harus mengurangi beberapa unsur biaya yang membebani penjualan. Menurut kelakar teman saya yang ini: “Murah kok njaluk apik”

http://www.optiknisna.info/soflen-berkadar-air-tinggi-lebih-bagus-mutunya-anggapan-keliru.html

Memasang Dan Melepas Softlens

Memasang Dan Melepas Softlens

Pemula pemakai lensa kontak, biasanya agak gugup dan takut-takut ketika pertama kali akan memakai lensa kontaknya. Padahal sebenarnya cukup mudah dan dapat dikuasai dalam waktu yang singkat. Percayalah, ketika satu kali berhasil memakainya, rasa takut-takut itu akan segera menghilang. Biasanya, saya akan memotifasi calon pemakai pemula dengan cara memintanya mencoba menyentuh bolamatanya secara lembut. Tentu saja tangannya harus dipastikan dalam keadaan bersih (cuci tangan dahulu dengan sabun lembut), dan tidak berkuku panjang. Cara itu ternyata cukup efektif untuk mengurangi kegugupan dan ketakutan calon pemakai pemula, sehingga proses belajar pun jadi lebih lancar. Memakai di depan cermin berukuran cukup besar juga akan membantu kelancaran pemakaian.
Langkah - langkah pemasangan :
  • Cuci tangan dengan sabun lembut, pastikan sudah bebas dari lotion, deodoran, atau parfum yang akan bisa merusak softlens atau membuatnya tidak nyaman dipakai. Jika berniat memakai softlens di depan wastafel, sebaiknya tutup dahulu lubang pembuangan di wastafel.
  • Keringkan tangan dan jari - jari. Softlens akan bisa mendatar (terutama yang sangat tipis) jika jari tangan dalam keadaan basah.
  • Ambil satu lensa dari tempatnya, letakkan di ujung jari telunjuk dengan lengkungan lensa menghadap ke atas. Periksa dengan seksama untuk memastikan lensa tidak dalam keadaan terbalik, ada sobekan atau kotoran.
  • Dengan menggunakan jari tengah (tangan yang sama dengan yang dipakai memegang lensa), tarik kelopak mata bagian bawah ke arah bawah.

  • Sambil melirikkan mata ke arah atas hingga bagian putihnya terlihat, letakkan lensa ke bagian putih mata tersebut secara lembut dan perlahan, lalu jauhkan jari telunjuk dari bola mata.

  • Tutup mata pelan-pelan dan kedip-kedipkan sebentar. Lensa akan dengan sendirinya menempatkan diri di tengah kornea.
  • Lakukan dengan cara serupa untuk mata yang satunya lagi.
  • Bisa juga meletakkan lensa langsung ke arah kornea mata.
Langkah - langkah pelepasan :
  • Cuci tangan dengan sabun lembut dan keringkan.
  • Jika mata terasa kering, sebelum pelepasan tetesi mata dengan cairan lubricant (comfort drop).
  • Dengan menggunakan jari telunjuk, geserkan lensa ke arah bawah (ke bagian mata yang putih), lalu ambil lensa (dengan gerakan seperti mencubit secara lembut) dengan menggunakan telunjuk dan ibu jari, dan tarik keluar dari kelopak mata.
Note :
Langkah - langkah pemasangan dan pelepasan softlens di atas merupakan penulisan ulang (dengan sedikit perubahan) dari petunjuk yang ada di dalam brosur iklan X2, softlens buatan Exoticon. Ilustrasi disiapkan sendiri oleh penulis

Seringnya, para pemakai pemula sulit sekali menahan gerakan kelopak mata atas yang secara refleks menutup ketika ada suatu benda mendekati bolamata. Jika terjadi demikian, maka sebaiknya kelopak mata atas juga ditahan dengan telunjuk atau jari tengah tangan kiri. Tekan dengan lembut tepat pada bulu-bulu mata, kemudian tarik ke atas dan tahan. Dengan cara ini, gerak refleks kelopak mata atas akan tertahan dengan sebaik-baiknya.


http://www.optiknisna.info/memasang-dan-melepas-softlens.html