Minggu, 21 April 2013

Lensa Anti Lelah: Ayo Cara Kerjanya Kita Telaah

Lensa Anti Lelah: Ayo Cara Kerjanya Kita Telaah

Beberapa waktu yang lalu, saya menerima email pertanyaan tentang lensa anti lelah. Saya benar-benar belum ngeh (tahu) tentang lensa tersebut. Karena sang penanya memberi gambaran bahwa lensa tersebut dapat membuat pemakainya tidak cepat lelah ketika berlama-lama membaca buku atau aktifitas melihat dekat lainnya (misalnya: bekerja dengan komputer atau laptop), maka saya langsung menebak bahwa mungkin sang penanya mendapat informasi tentang lensa multifokus yang selama ini dibuat untuk orang-orang yang sudah menderita presbyopia. Ternyata saya salah! Ternyata memang ada itu lensa (yang diklaim) anti lelah. Ternyata (lagi) saya ketinggalan informasi tentang lensa tersebut gara-gara beberapa minggu kemarin saya sedang sok sibuk, sehingga ada undangan launching produk lensa yang terpaksa tidak bisa saya hadiri.

Di luaran sono, pembicaraan tentang lensa ini sudah ada sejak akhir tahun 2005 lalu (salah satunya di forum ini), meskipun di Indonesia baru beberapa pekan ini diperkenalkan secara resmi oleh beberapa Agen Tunggal Pemegang Merek lensa yang cukup familiar di telinga konsumen Indonesia (ESSILOR, HOYA). ESSILOR menyebut produknya itu dengan nama Anti Fatigue (seperti biasa, ESSILOR selalu cerdas dalam menamai jajaran produk lensanya dengan kata-kata yang mudah menggambarkan kemampuannya), sedangkan HOYA dengan Active. NIKKEI, meskipun merek lensa ini belum cukup familliar di telinga konsumen Indonesia, ternyata juga ikut meluncurkan produk serupa yang dinamai dengan Osiris.

Hal yang mendasari dibuatnya jenis lensa yang terdengar hebat tersebut sebenarnya adalah fenomena akomodasi, yang selalu terjadi pada saat mata kita melihat obyek dalam jarak dekat.
ilustrasi akomodasi
Sebagaimana digambarkan pada ilustrasi di atas, pada saat mata normal melihat ke arah obyek yang terletak jauh, maka sinar-sinar sejajar (dengan sumbu penglihatan /axis visual, sinar-sinar yang datang dari obyek yang terletak jauh selalu dianggap sejajar dengan sumbu penglihatan) yang dipancarkan oleh obyek akan difokuskan (pada ilustrasi disimbolkan F) pada retina. Ketika obyek tersebut didekatkan ke arah mata, maka letak fokus akan menjadi mundur sehingga berada di belakang retina. Mata pun menjadi out of focus dan obyek akan terlihat kabur. Keadaan ini akan direspon oleh otak yang selanjutnya akan memerintahkan otot-otot yang memegang lensa mata untuk berkontraksi sehingga lensa mata menjadi lebih tebal dan daya biasnya meningkat. Proses inilah yang disebut dengan akomodasi mata. Dengan proses ini, fokus yang semula berada di belakang retina pun bergeser ke depan hingga tepat pada retina kembali. Pada umumnya, proses akomodasi akan mulai terjadi ketika obyek yang dilihat berada pada jarak kurang dari 6 meter.
Mata menjadi cepat lelah ketika digunakan untuk melihat dalam jarak dekat (misalnya: membaca buku atau bekerja dengan komputer) secara terus menerus adalah karena mata harus berakomodasi secara terus menerus juga. Proses akomodasi membutuhkan kontraksi otot-otot dalam bola mata, jika mata terus menerus melihat dekat, maka otot-otot dalam bola mata pun akan terus menerus berkontraksi. Inilah asal muasal lelah itu.

Pada lensa (kacamata) yang disebut-sebut di atas, desainnya dibuat memiliki bagian yang secara berangsur-angsur berukuran lebih positif (+) dari bagian untuk melihat jauh. Bagian tersebut tentunya akan diposisikan di bawah bagian untuk melihat jauh. Ketika pemakai lensa tersebut sedang melihat ke arah jauh, maka sumbu penglihatan (boleh lah disebut garis pandang) akan melewati sisi bagian atas lensa yang berukuran dioptri sama dengan ukuran untuk melihat jauh sang pemakai (misalnya: -0,75 atau.. normal juga bisa). Pada saat melihat ke arah dekat, mata akan diarahkan untuk melirik kebawah sehingga garis pandang akan melewati sisi bagian bawah lensa yang dibuat berangsur-angsur lebih positif tersebut. Ukuran yang lebih positif di bagian itu mengurangi beban akomodasi yang harus dilakukan oleh mata, sehingga kontraksi otot yang dibutuhkan juga menjadi lebih ringan. Alhasil mata pun menjadi tidak cepat lelah.
cara kerja lensa anti lelah
Jadi, sama dong dengan lensa multifokus yang dibuat untuk orang tua yang sudah presbyopia? Mmm.. hampir seperti itu lah. Tapi para produsen lensa itu (sepertinya) enggan menyebutnya demikian. Meskipun mereka juga menerangkan bahwa lensa jenis itu lebih cocok dipakai oleh pemilik usia 20 - 40an tahun yang sering bekerja dengan penglihatan jarak dekat. Menurut saya pribadi (nama saya bukan pribadi), sebenarnya inilah yang lebih tepat menyandang predikat lensa khusus komputer. Bukan lensa yang diklaim mempunyai lapisan anti radiasi elektromagnetik seperti yang dulu didengung-dengungkan oleh para penjual lensa kacamata itu.

http://www.optiknisna.info/lensa-anti-lelah-ayo-cara-kerjanya-kita-telaah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar untuk kemajuan blog ini seterusnya.