Mengapa Anak Terlahir dengan PHPV? »
Bagian belakang lensa mata diisi oleh cairan bening seperti jelly yang
disebut vitreus. Pada perkembangan janin yang kurang sempurna, mata
akan mengalami kegagalan pada pembentukan vitreus pertamanya
(“Primary”). Vitreus tersebut tidak mampu menjadi bening dan justru
tumbuh berlebihanan (“Hyperplastyc”) dalam keadaan keruh dan berparut.
Normalnya keadaan ini akan hilang, namun sebaliknya ia malah tetap
(“Persist”) pada keadaan tersebut. Karena itulah kelainan ini disebut
dengan “Persistance Hyperplastyc Primary Vitreous”.
Vitreus yang berparut akan menempel
terus di belakang lensa dan juga daerah sekitar retina, sehingga
menghalangi cahaya untuk masuk ke bagian belakang mata. Hal ini dapat
merusak bagian-bagian mata lainnya dan menimbulkan penyakit mata
lanjutan seperti katarak, ablasi retina, glaukoma, dan mata akan
terlihat lebih kecil dari biasanya (microphthalmia).
Tanda-Tanda PHPV
Cara paling mudah mengenali gejala
PHPV adalah bagian hitam mata (pupil) akan tampak pucat/putih. Mata yang
mengalami kelainan akan kemudian menjadi juling, terasa sakit,
penglihatan kabur dan mata memerah akibat tekanan yang terjadi pada bola
mata. Ada pula yang kemudian mengalami nygtagmus atau bola mata
berputar cepat tak menentu.
Belum ada penyebab pasti dari
kelainan ini. Sebagian besar menganggap PHPV sebagai penyakit keturunan
dan umunya hanya menyerang satu mata saja.
Penanggulangan
Ketika hanya satu mata yang terkena
PHPV, tindakan operasi sebaiknya dihindari. Para dokter akan menyarankan
untuk melakukan terapi penyembuhan yang berguna untuk mengembalikan
penglihatan secara normal. Terkadang memakai kacamata dan lensa kontak
bisa menjadi solusi terbaik. Akan tetapi jika kedua mata sudah
terjangkit, maka tindakan operasi wajib dilakukan untuk mengangkat
vitreus yang keruh tersebut. (TR)
Akses mobile http://m.optikmelawai.com via ponsel anda !http://www.optikmelawai.co.id/eye_info/mengapa-anak-terlahir-dengan-phpv/789/
Pegangkatan vitreus masih bisa melihat secara normal..
BalasHapus