Minggu, 21 April 2013

Softlens Dan Kacamata Lebih Bagus Mana?

Softlens Dan Kacamata Lebih Bagus Mana?

Pertanyaan yang membandingkan ini ternyata masih sering saya terima dari para pengunjung optik saya, terutama pemakai kacamata yang ingin mencoba/beralih ke softlens. Seperti biasa, saya tidak mengemukakan jawaban yang meng-gebyah uyah (menggeneralisir) bahwa softlens lebih bagus dari pada kacamata, atau sebaliknya. Semuanya saya rujukkan pada situasi dan kondisi penanya. Jadi, jawaban yang diterima oleh penanya A belum tentu berlaku untuk penanya B.

Seperti sudah saya tulis di artikel yang ini, kinerja optis lensa kontak (termasuk juga softlens) memang memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan kacamata. Namun ini bukan berarti bahwa softlens merupakan solusi terbaik untuk mengatasi kaburnya penglihatan akibat kelainan refraksi (myopia, hypermetropia, astigmatisme, presbyopia). Penentuan mana yang terbaik, harus mempertimbangkan kondisi yang ada pada penderita kelainan refraksi tersebut.

Softlens akan lebih bagus dari kacamata jika:
  1. Calon pemakai tidak memiliki riwayat alergi, karena dikhawatirkan akan tidak tahan dengan produk-produk kimia yang digunakan dalam perawatan softlens. Jika calon pemakai memiliki riwayat alergi, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter spesialis mata, apakah boleh memakai softlens atau tidak.
  2. Belum pernah menjalani operasi mata, terutama yang mengakibatkan perubahan bentuk/kontur kornea. Pemakaian softlens untuk mereka yang pernah menjalani operasi mata sebaiknya sudah mendapat persetujuan dokter yang berkompeten.
  3. Tidak memiliki kelainan bentuk kornea yang terlalu rata/flat (cornea plana) maupun yang terlalu mengerucut (keratoconus). Kedua kelainan bentuk kornea tersebut akan dapat menyebabkan softlens/lensa kontak tidak dapat fit/terpasang secara ideal).
  4. Tidak memiliki kelainan palpebra (kelopak mata) yang mempersulit pemasangan dan pelepasan softlens, atau yang menyebabkan kedudukan softlens tidak ideal.
  5. Tidak bekerja di lingkungan yang berdebu, bersuhu tinggi, atau pun beruap bahan kimia (misalnya di pom bensin, area pengecatan mobil, dll).
  6. Terdapat kasus anisometropia tinggi, yaitu mata kanan dan kiri memerlukan ukuran lensa yang berbeda jauh. Pemakaian softlens dalam kasus ini tentu saja juga harus memenuhi 5 persyaratan di atas.
Jika kelima persyaratan yang disebutkan di atas tidak dapat dipenuhi, maka kacamata akan menjadi solusi yang lebih bagus dari pada softlens. Jika terdapat kasus anisometropia tinggi namun tidak dapat memenuhi kelima persyaratan diatas, maka solusi terbaiknya adalah dengan menjalani operasi LASIK, meskipun untuk itu juga harus memenuhi beberapa persyaratan lagi.

Khusus bagi para pengusaha atau pemilik optik, tentunya akan lebih bagus kacamata dari pada softlens.

http://www.optiknisna.info/softlens-dan-kacamata-lebih-bagus-mana.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar untuk kemajuan blog ini seterusnya.