Minggu, 21 April 2013

Bahan Lensa Kacamata

Bahan Lensa Kacamata

Secara garis besar, bahan dasar lensa kacamata dibedakan menjadi 2, yaitu mineral dan organik. Masyarakat umum membedakannya dengan sebutan lensa kaca dan lensa plastik (ada yang menyebutnya mika, meskipun sebutan ini kurang tepat).
Lensa Mineral
Dalam sejarah perkacamataan, bahan ini merupakan jenis yang pertama kali diaplikasikan dalam pembuatan lensa. Meskipun akhir - akhir ini kebanyakan pemakai kacamata lebih memilih lensa berbahan organik, lensa dengan bahan mineral (kaca) masih menjadi pilihan orang karena mempunyai keunggulan di sisi ketahanan terhadap panas, goresan, dan bahan kimia. Jenis kaca yang dipakai hingga saat ini adalah jenis crown yang memiliki indeks bias 1,523, dan merupakan indeks bias standar terendah untuk lensa mineral. Indeks bias adalah nilai yang menunjukkan kemampuan pembiasan suatu media bila dibandingkan dengan udara. Indeks bias udara dianggap bernilai 1. Semakin tinggi kerapatan molekul suatu media, akan semakin tinggi pula nilai indeks biasnya.
Lensa kaca yang masuk kategori high index (indeks bias tinggi) memiliki indeks bias bahan bernilai 1,6, sedangkan yang berindeks bias 1,7 dikategorikan super high index. Bahkan, saat ini telah ada lensa yang bahannya berindeks bias 1,8 dan 1,9. Semakin tinggi indeks bias bahan lensa, berat jenisnya juga akan semakin tinggi, namun, akan lebih memungkinkan untuk membuat lensa kacamata yang lebih tipis. Tentang hubungan antara ketebalan lensa kacamata dan indeks bias bahannya, dapat anda baca di tulisan yang ini.
Untuk memperbaiki kualitasnya, lensa mineral umumnya juga diberi lapisan hardcoat, untuk memberbaiki ketahanan gores, dan lapisan anti pantul / anti reflreksi untuk memperbaiki kemampuan transmisi cahaya. Lapisan anti pantul atau anti refleksi ini sering disebut secara salah kaprah dengan sebutan “anti silau”, atau ada pula yang menyebutnya “supersin”. Sebenarnya “supersin” adalah nama atau merek dagang yang dipatenkan oleh Rodenstock (produsen lensa dan bingkai kacamata) untuk lapisan anti pantul yang mereka aplikasikan pada lensa - lensa buatan mereka. Jadi, ini seperti kejadian orang menyebut “honda” untuk motor, apapun mereknya.
Selain kedua jenis lapisan tersebut, ada lagi lapisan yang bisa ditambahkan pada permukaan lensa agar mudah dibersihkan dari kotoran atau bercak bekas air yang menempel. Untuk ini, ada yang menyebutnya aqua coat, ada pula yang menyebut water repellent.
Lensa Organik
Bahan lensa ini mempunyai berat jenis yang jauh lebih rendah dari pada lensa mineral, sehingga bobot lensa kacamata yang dihasilkannya juga jauh lebih ringan. Di samping itu, bahan lensa ini mempunyai kelenturan yang jauh lebih bagus dari pada lensa mineral, sehingga tidak mudah pecah dan sangat direkomendasikan untuk kacamata model tanpa bingkai (rimless) maupun yang setengah bingkai (semi rimless, gantung/senar). Namun, jika dibandingkan dengan lensa mineral, lensa organik ini mempunyai kelemahan dalam hal ketahanan terhadap panas, goresan, maupun bahan kimia. Bahan - bahan pelarut kuat seperti aseton akan mudah merusakkan lensa ini. Karena itulah, setiap lensa organik mutlak ditambahkan lapisan hardcoat untuk meningkatkan ketahanannya terhadap goresan. Lensa organik juga bisa diberi lapisan anti pantul maupun lapisan aqua coat/water repellent. Bahkan dapat pula diwarnai dengan teknik diping (pencelupan), suatu hal yang tidak dapat dilakukan pada lensa mineral.
Bahan lensa organik standar adalah CR39 yang memiliki indeks bias 1,49. Ya.. lebih rendah dari pada lensa mineral. Karena itu, untuk ukuran dioptri yang sama, lensa berbahan CR39 biasanya akan lebih tebal dari pada lensa mineral. Saat ini, ada beberapa produsen lensa yang mengeluarkan lensa berbahan CR39 namun diklaim mempunyai indeks bias yang lebih tinggi, yaitu 1,56. Mereka menyebutnya medium indeks.
Di jajaran medium indeks ini, Hoya Corporation, produsen lensa kamera ternama dari Jepang yang beberapa tahun ini ikut pula memproduksi lensa kacamata, mengembangkan bahan lensa yang mereka namakan Phoenix® yang memiliki indeks bias sebesar 1,53. Material ini oleh pembuatnya diklaim sebagai bahan lensa plastik paling ringan di dunia serta tahan terhadap benturan.
Untuk kategori high indeks di jajaran lensa organik, Hoya Corporation juga mengembangkan dan mempatenkan Eyas® yang diklaim memiliki indeks bias sebesar 1,6. Selain itu, mereka juga punya Eynoa® yang berindeks bias 1,67.
Di kelas super high indeks, Hoya Corp. juga memiliki hak paten atas bahan lensa Eyry® yang mereka klaim mempunyai indeks bias sebesar 1,7.
Polycarbonat, yang selama ini hanya diaplikasikan sebagai lensa pelindung pada safety gogles, beberapa tahun belakangan ini juga mulai ada yang mengaplikannya sebagai lensa berukuran. Kemampuannya dalam menahan benturan merupakan keunggulan yang sering ditonjolkan oleh produsen - produsennya, sampai ada yang mendemonstrasikannya dengan cara mempersilahkan calon konsumen untuk memukulnya dengan martil.

http://www.optiknisna.info/bahan-lensa-kacamata.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar untuk kemajuan blog ini seterusnya.